Monday, November 08, 2010

Semangat Baru

Jiyaaah ... sudah bulan November 2010!!!!
3 tahun sejak postingan terakhir sayaaah ....
2 tahun hampir berlalu dengan status resmi sebagai 'pengacara' (pengangguran suka cari gara-gara :) )

Dua hari yang lalu, kakak ipar saya bercerita tentang anak semata wayangnya (baca: keponakan saya) yang menjuarai lomba menulis blog untuk anak sekolah se-Depok (kalo tidak salah).
Setelah sempat berkunjung ke blog sang keponakan, saya jadi teringat dengan blog saya yang sudah amat terbengkalai ...
Hiksss ... jangankan nama email dan password untuk bisa mengup-date tulisannya, nama blognya saja sayah sudah lupa-lupa inget. Setelah coba-coba berbagai kemungkinan, untungnya voilaaaa ... bisa ketemu lagi semuanya.

Setelah setahun kemarin sempat tersihir oleh fenomena facebook, sepertinya sekarang saya ingin kembali ke rumah lama saja deh, yap ... kembali nge-blog.
Sepertinya lebih luas dan nyaman ....
Walaupun lebih sedikit pembacanya ( Itu pun kalau ada yang mbaca .. :))

Wednesday, July 04, 2007

Silaturahmi Sepasang Kakek dan Nenek

Peristiwa ini terjadi sekitar dua minggu yang lalu dalam perjalanan dari Bogor menuju Depok, sepulang menengok ayahanda tercinta. Di suatu halte di sekitar Jalan Pajajaran Bogor, tiba-tiba bis yang kami tumpangi berhenti agak lama. Kemudian naiklah sepasang kakek nenek dengan langkah yang tertatih-tatih. Dalam logat Sunda yang cukup kental si nenek menyuruh suaminya agar duduk. Aku tertegun mengamati mereka. Setelah beberapa lama memperhatikan, tahulah aku bahwa sang kakek ternyata sudah kehilangan penglihatannya.

Seorang ibu yang duduk sejajar dengan bangku tempat kakek dan nenek itu duduk keliahatan bersimpati kepada mereka. Well, sebenarnya semua penumpang dalam bis itu tentu amat bersimpati kepada mereka. Percakapan pun mengalir - dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia yang bercampur-campur.

" Kok berangkat sendirian ? Anak-anaknya kemana Bu ?"
" Iya. Saya ngga punya anak"

Duh !

" Memangnya Ibu dari mana?"
" Habis menengok saudara di Parung. Silaturahmi, Takutnya besok-besok ga ada umur"

Aku menggelengkan kepala. Bukan main pasangan kakek nenek ini. Dalam kondisi fisik yang dapat dikatakan sudah sangat lemah, bahkan salah satunya sudah tidak dapat melihat lagi, masih menyempatkan diri untuk bersilaturahmi mengunjungi kerabatnya. Dengan menggunakan alat transportasi umum, tanpa diantar keluarga yang lebih muda pula. Hanya berdua saja.

Dalam percakapan selanjutnya yang tidak terlalu jelas, karena bersaing dengan deru mesin bis, terungkap bahwa ternyata sang kakek sebenarnya memiliki anak. Mungkin dari istrinya yang lain. Entahlah.

" Dia mah sebenarnya punya anak. Tapi pada ngga mau nganter. Malu kali "

Lagi-lagi aku menggelengkan kepala. Huh, anak-anak tak tahu membalas budi! Aku merutuk sendiri dalam hati. Meskipun aku bukan termasuk anak yang sangat berbakti kepada orang tua, tapi tidak sepatutnya membiarkan orang tua yang sudah sepuh bepergian jauh tanpa diantar.

Buatku, perjalanan itu sungguh luar biasa. Seperti menampar aku yang kalau memiliki waktu luang lebih memilih bersantai di rumah ketimbang bersilaturahmi mengunjungi kerabat-kerabatku. Juga sedikit menyayat hati, membayangkan bahwa jika pada hari tua nanti tidak memiliki keturunan, atau memiliki keturunan tapi tidak mau peduli kepada orang tua, akan seperti itu jadinya. Duh!

Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24].

Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyam-bung silaturrahimnya.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari , Muslim, Abu Dawud, dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu].

Monday, June 18, 2007

Shopaholic Vs Saveaholic ?

Anda suka membaca novel chicklit yang akhir-akhir ini tumbuh seperti jamur di musim penghujan? Saya tidak, sampai kemudian seorang teman meminjamkan 5 seri novel chicklit karangan Sophie Kinsella tentang petualangan seorang gadis shopaholic. Sungguh merupakan novel yang ringan dan amat menghibur 

Well, saya tidak bermaksud mengomentari novel ini. Saya hanya tertarik dengan karakter tokoh di dalamnya, khususnya pada seri yang keempat yang berjudul 'Shopaholic and Sister'. Di sini diceritakan tentang Becky - sang tokoh utama - yang ternyata memiliki seorang kakak tiri perempuan bernama Jessica atau biasa dipanggil Jess. Becky digambarkan sebagai wanita yang gila belanja, ceria, konyol, lucu, cuek. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Jess yang super irit, dingin, serius, dan teratur.

Kalau dipikir-pikir, dalam beberapa sisi, sepertinya saya memiliki kesamaan dengan tokoh si kakak tiri :
• irit - walaupun tentu tidak 'separah' Jess,
• dingin - tidak suka berbasa-basi, kalo suka bilang suka, kalo tidak ya tidak
• serius - terutama kata orang yang tidak kenal dengan saya,
• teratur - oh, kalau yang ini sih tidak mirip sama sekali :p

Ngomong-ngomong soal irit, saya jadi ingat ucapan salah seorang teman di kantor saya yang lama :"Ah, kamu mah kayanya cepet kaya. Hemat siiih!" Waktu itu saya sampai tidak bisa berkata-kata. Bingung harus merasa senang karena dibilang bakalan cepat kaya (aamin) atau malah jadi ngga enak hati, soalnya antara hemat dengan pelit itu kan beda-beda tipis 

Kok bisa-bisanya ya, teman saya itu punya kesimpulan seperti itu? Perasaan sih, pola belanja saya wajar-wajar saja. Memang sih tampilan saya biasa banget, alias tidak modis sama sekali, Apalagi kalau dibandingkan dengan beberapa teman sekantor seusia saya pada saat itu. Padahal, seingat saya, pada waktu saya masih bekerja di kantor yang lama, saya tidaklah sehemat sekarang. Saya masih sering jalan-jalan keluyuran sendiri, keluar masuk mall, jajan ini itu, belanja baju, buku dan barang-barang tidak jelas lainnya. Maklum, waktu itu saya masih single, masih belum punya tanggungan apa-apa.

Sekarang, setelah menikah dan punya tanggungan (bersama) berupa hutang KPR yang jumlahnya cukup besar - buat ukuran saya tentunya - barulah saya mengakui kalau saya memang berusaha berhemat. Memang sih, saya masih suka keluyuran di mall bersama suami. Tapi kalau mau membeli suatu barang, saya jadi suka berpikir ulang. Benar-benar perlu atau sekedar lapar mata? Kalau tidak terlalu perlu, mendingan ditabung aja deh!

Orang yang sekarang ini merasakan akibat keiritan saya ini adalah - siapa lagi kalo bukan suami tercinta. Karena sampai saat ini kami masih belum memiliki kendaraan pribadi, jadilah transportasi umum menjadi andalan kami untuk bepergian kemana-mana. Saya tipe orang yang paling malas naik taksi. Mahalnya itu bow!! Untuk sekali jalan dari kantor ke rumah kami di Depok menghabiskan sekitar Rp60.000 dengan taksi tarif lama, dan Rp90.000 dengan tarif baru. Suamiku? Wah .. dia mah mantan maniak taksi! Tapi sekarang, sejak menikah dengan saya, hmm … sorry ya honey, kesukaanmu yang satu ini terpaksa dihentikan. Kecuali dalam kondisi darurat - seperti sakit - say no to taksi!! Pilihlah angkot, kereta atau bis sajahlah 

Yang akhir-akhir ini jadi topik ledekan suami akibat keiritan saya ini adalah handphone. Saya memang berencana mengganti HP saya yang sudah out of date. Sebetulnya saya sudah menemukan HP idaman yang saya mau, tapi untuk benar-benar membelinya, rasanya berat. Padahal harganya masih di kitaran 2 jutaan. Minggu lalu, waktu saya cek di Carrefour, harganya malah sudah turun sekitar empat ratus ribu rupiah dari harga waktu pertama kali keluar. Ketika suami saya mendorong-dorong agar saya segera membelinya, dengan santai saya menjawab ; " Iya, nanti aku beli kalau harganya sudah 1,8" hihihi …

Kadang-kadang saya suka bertanya pada diri sendiri, duh gue normal ngga sih? Kok yang ada di kepala gue cuma nabung, nabung dan nabung melulu! Beda banget sama karakter si Becky ataupun kebanyakan teman perempuan lainnya yang sepertinya begitu santai, tanpa beban dan menikmati hidup? Hmm .. sebetulnya mungkin ada alasannya. Soalnya saya masih punya banyak mimpi besar . Saya kepengen :

1. ...........
2. ...........
3. ...........
4. ...........
5. ...........

Duuh .. mudah-mudahan mimpi-mimpi itu bisa terlaksana. Nanti kalau semuanya sudah tercapai, mungkin jiwa menabung saya bisa berkurang, hehehe … Doakan ya ...

ps : maap, mimpinya rahasia, ngga bisa dikasih tahu ke siapa-siapa 

Wednesday, May 23, 2007

Melinjo … Oh .. Melinjo …

Dikutip dari Koran Tempo, Rabu, 9 Mei 2007 :

Namun, siapa sangka, biji melinjo yang bisa membuat kadar asam urat melonjak dan belakang kepala terasa berat itu punya kandungan antisoksidan yang tinggi. "Aktivitas antioksidannya setara dengan vitamin C," kata Tri Agus Siswoyo, peneliti dari Universitas Jember.

Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya didominasi jenis berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas, penyebab berbagai macam penyakit.

Artikel yang sempat kami baca di kereta dalam perjalanan menuju kantor, merupakan salah satu pemicu keributan di antara kami berdua akhir-akhir ini. Suamiku yang pada dasarnya memang seorang penggemar melinjo, atau makanan berbahan dasar melinjo seperti emping, merasa mendapat angin segar dengan isi artikel ini.

Dulu, jika kebetulan sedang berbelanja di supermarket ia tidak berani menyentuh penganan sejenis emping, maka sekarang ia sudah mulai merayu-rayu dengan wajah memelas :
"Empiiing .. mauu .. "

Kalau kebetulan menu makan kita adalah sayur asem yang salah satu anggotanya adalah milinjo, maka dengan sigap dia akan menguliti dan melahap dagingnya. Kalau mataku sudah melotot tanda tidak setuju maka dengan santai ia akan berkata :
" Ngga apa-apa deh. Antioksidannya tinggi nih .. "

Huuuh .. sebal!!!

Bukan. Bukannya aku jahat, sehingga tega-teganya melarang suami sendiri menikmati makanan kesukaannya. Ini buat kebaikannya juga kok. Hasil test kesehatannya tahun lalu menunjukkan kalau asam uratnya lumayan tinggi. Aku cuma ngga mau dia sakit. Aku sudah lihat sendiri kok, beberapa temanku yang jalannya terpincang-pincang kesakitan akibat ulah si asam urat ini.

Duuuh .. masse … massee … mbok ya istrimu ini didengar gitu looh ..

Tuesday, November 21, 2006

Setelah 5 Bulan Berlalu ….

Waduh, ternyata saya sudah menelantarkan blog ini selama lebih dari lima bulan? Hahaha … emang nih penyakit, dari jaman dulu ngga ilang-ilang. Paling suka namu ke blog orang, tapi paling males ngupdate blog sendiri. Seneng banget kalo ada cerita baru di blog orang, tapi males banget buat ninggalin jejak.
Oke deh, kali ini saya paksain nulis sesuatu yang sekarang lagi terlintas di kepala. Tantang WAKTU. Kenapa ya, akhir-akhir ini waktu kok sepertinya cepat sekali berlalu. Dari pagi yang satu ketemu lagi dengan pagi berikutnya. Dari satu hari senin ketemu lagi dengan hari senin berikutnya. Dari tanggal 25 ke tanggal 25 bulan berikutnya (Kalau yang ini sih emang ditunggu-tunggu ding, berhubung kantorku gajian setiap tanggal 25, hehehe ..) Dan yang paling kelihatan sih, itu lho, judul di atas. Lima bulan lewat tanpa terasa, tanpa satu tulisan pun.
Ngapain aja ya saya lima bulan terakhir ini? Sepertinya tidak ada yang istimewa. Senin – jumat masih tetap aktif menjadi anggota klub P7 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan) Sabtu – minggu terkapar di rumah, hehehe.
Terkadang - kalo lagi insyaf - suka kepikiran, gimana ya kalo ‘jatah’ waktu kita yang tersisa di dunia ini habis, sedangkan kita masih ‘begini-begini’ aja? Dua hari yang lalu saya membeli Majalah Tarbawi (Tau, pernah denger or pernah lihat majalah ini ngga? Isinya lumayan bagus lho). Tulisan utamanya berjudul "Jangan Terlambat Pulang". Pulang di sini dalam artian kembali ke jalan yang lurus, yang sudah digariskan oleh-Nya. Betapa kita seringkali keluar dari jalur yang seharusnya, melenceng ke kiri atau ke kanan. Sesunguhnya, melakukan kesalahan memang sudah menjadi sifat bawaan manusia , asalkan kita jangan sampai terlambat memperbaiki diri, sehingga kita kembali pada-Nya dalam keadaan ‘merugi’.
Duuh .. jangan sampai deh …
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran" (Al-'Ashr: 1-3).

Tuesday, May 30, 2006

Bukan Yang Pertama

Seperti judul di atas, blog ini memang bukan yang pertama buat saya. Mungkin orang-orang seperti saya ini - yang hanya senang memiliki blog tapi malas mengupdate - yang membuat stok perbendaharaan kata-kata untuk digunakan sebagai URL semakin sedikit. Tadi saja, ketika memilih kata yang tepat untuk saya pakai sebagai blog address, saya sampai harus mencoba berkali-kali. Selalu unavailable. Sampai-sampai, ketika saya memilih kata-kata dari bahasa sunda - yang merupakan bahasa ibu saya - statusnya sama : unavailable. Namun, ketika saya mencoba membuka blog dengan nama URL yang saya incar, ternyata blog itu memang ada, tapi tanpa postingan apa-apa. Olalaa :)

Hmmm .. mudah-mudahan blog saya yang ini tidak bernasib sama seperti blog saya yang terdahulu : terbengkalai dan tidak tersentuh, huhuhu ...